saat kita sampai pada suatu waktu, yang mengharuskan kita memilih, pilihan apa yang harus kita ambil?
Saya sering bertanya seperti itu, pada teman-teman saya, dan lebih kepada diri saya sendiri. Saya tahu, hidup itu adalah pilihan. Dan pilihan itu adalah milik kita. (Life about the choice. and the choice is yours) Masalahnya, mana yang harus kita pilih??
Kita ngomongin hidup dulu ya. Hidup itu, buat saya, misteri, teman. Tidak ada yang pernah tahu, apa yang akan terjadi setelah ini, esok, lusa, dan seterusnya. Hanya Dia yang mengerti rahasia kehidupan. Ya kan. Saya, sejujurnya, benci pada hidup. Terlalu abstrak. Terlalu misterius. Terlalu angkuh untuk direngkuh. Tapi dari sudut pandang yang berbeda, saya suka. Saya belajar memahami. Saya mendata rahasia-rahasia hidup. Mencoba memperhatikan pola-pola apa yang terjadi, agar saya bisa mengerti, kira-kira, akan jadi apa kalau saya begini, dan kalau saya begitu. Tapi saya tidak pernah bisa. Bahkan untuk mencoba menebak. Hidup terlaluuu luas buat saya. Terlalu banyak yang harus saya pelajari, dan saya tidak bisa melakukannya. makanya, saya berusaha cinta hidup saya. Berusaha berteman.
Dalam hidup, tidak hanya ada satu jalan. Tidak hanya ada satu ujung. Sangat banyak, jalan dan tujuan di akhir jalan2 itu. Sama, kaya jalan dari Bandung-Cilacap. Ada persimpangan. Ada jalur alternatif. Ada jalan yang jelek bolong-bolong. Ada lampu merah. Ada verbouden. Ada jalan tol. Ada jalan nanjak. Ada jalan kelok-kelok panjaaang bgt. Dan hidup, jauuuuh lebih luas dari itu. Lebih banyak jalan, persimpangan, dan blablabla itu. Bedanya, dalam hidup, kita tidak punya peta. Kita harus meraba-raba sendiri. Kita yang harus mencari, jalur mana yang benar.Yang harus kita lakukan dalam hidup, sebenarnya, gampang, kok, hanya berjalan. Ke arah tujuan kita. Ngemeng si gampang. Trus lewat jalan yang maannaa?? Secara kita ngga tau jalan ini mau kemana, jalan itu ujungnya apa, jalan ini bagus apa ngga, jauh apa ngga, nanjak apa ngga, buntu apa ngga.
Oke. kita ngomongin pilihan. Dalam hidup, seperti yang saya bilang tadi, tidak ada yang pernah tau, apa yang bakal terjadi. Dan analogi hidup dan jalan itu, mengharuskan kita bisa memilih. Yang terbaik buat kita. Pada kenyataannya, hidup itu ngga seindah mimpi. Percaya saya deh. Ngga ada jalan yang, selalu lurus, selalu aman-aman aja, selalu indah pada akhirnya. Kaya di mimpi. Atau sinetron-sinetron, atau cerita-cerita novel. Yang sebenarnya, selalu ada rintangan, hambatan, kekacauan, yang ada di jalan yang kita laluin.Lalu, secara kita, seperti yang saya analogikan, bahkan ngga tau, jalan mana untuk menuju ke tujuan kita, harus gimana dong kita??? Andaikan aja, saya nih, mau ke arah tujuan saya, nih. Saya jalan. Terus sampai ke sebuah pertigaan. Saya aja ngga tau, belok ke kiri, kanan, lurus, masing2 jalannya kaya gimana, jauh apa ngga, dan masing2 ke arah mana. Saya bisa apa??? Apa yang harus saya lakuin??
Saya tidak tahu. Kalaupun saya tahu, itu hanya merubah sedikit. Intinya tetep, saya harus memilih salah satu. Saya tahu, akan ada banyak resiko, jelas, dan saya harus berusaha keras untuk menebak, akan sampai dimana saya nanti. Kalaupun saya tau, jalan ini begini, jalan itu begitu, tetep akan ada resiko. Yang menyakitkan. Ya gimana lagi?? Jalanin aja. Sambil jalan nanti, saya pasti akan banyak belajar. Bagaimana cara menghindari batu, duri, lubang, di jalan. Kalau ada pilihan jalan yang satu dan yang lain, mana yang harus saya pilih. Kalau ternyata saya salah jalan, yaudah. Saya cepet2 cari belokan, belok deh. kalau ngga ada belokan, ya saya jalanin aja. Saya juga ngga ngertiiii sebenernya. Tapi saya bisa apa coba? Saya cuman bisa, terus jalan dengan mantap, sambil banyak belajar dari perjalanan saya. Ya kan. Apapun pilihan saya, yaudah. Sudah saya pilih, gitu. Ya saya jalanin ajalah, ya kan.
saya akan terus jalan. walaupun saya ngga tau pasti jalan ini ke arah mana, saya ngga akan takut untuk terus. saat saya harus memilih, saya akan pilih salah satu. saya ambil resikonya. apapun yang terjadi, asal saya yakin. sekali lagi, saya akan terus jalan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar