Rabu, 20 Januari 2010

gelaskososng-gelasisi

mengingat perjalanan dan memori yang pernah saya jalin sepanjang saya punya seseorang yang begitu berarti bagi saya, rasanya miris. Ada beberapa kenangan yang tidak bisa saya lupa, dan, benar seperti kata chesa (tman sekasus saya), itu membuat jadi menghindari tempat-tempat terjadinya kenangan itu. saya merasa rapuh. dan makin menyadari, saya salah langkah. saya memutuskan untuk mengisi kekosongan gelas kehidupan saya dengan gelas lain, dan berfikir kita bisa menjalaninya bersama dengan satu gelas penuh berisi, saling berbagi berdua. Lalu saat kita tidak lagi bisa berbagi, maka kami menuang dan membagi isi gelas itu menjadi dua lagi seperti semua. Masing-masing gelas berisi setengah. Yah, begitulah keadaannya saat ini. Saya merasa gelas saya sungguh kosong. Hidup saya hanya setengah terisi.

saya jadi ingat tentang 'kuliah' kedua saya dari 'dosen' saya depe. terkadang, orang menjadi salah mengerti saat memilih untuk mencari pasangan hidup. Entah dalam jenjang pernikahan, atau dalam status pacaran. Mereka berfikir, hidupini adalah setengah gelas kosong bagi setiap orang. Dan menjalin hubungan dengan seseorang, atau berkomitmen untuk menjanani hidup bersama, adalah proses saling memenuhi isi gelas masing-masing. Setengah punyaku, setengah punyamu. Menjadi satu gelas utuh, dan kita nikmati bersama keutuhan itu. Konsep yang manis, mengingat berbagi dan saling melengkapi adalah memang yang seharusnya dilakukan dalam hubungan itu, bukan. Saya juga suka dan setuju dengan konsep itu. Saling melengkapi, itu adalah tujuan dari kita mencari pasangan.

tapi lalu depe memberikan konsep baru yang lebih logis bagi saya. Yang lebih cerdas, yang membuat saya merasa salah besar punya konsep seperti yang dulu. Dia bilang, salah jika kita berfikir dengan mengisi gelas kita setengah lalu menunggu seseorang yang juga dengan gelas setengah datang pada kita lalu menyatukan keduanya untuk kemudian dinikmati bersama. Pada dasarnya, keutuhan gelas itu lah poin yang penting. Dalam urusan pendampingan hidup, apa sebenarnya status dan fungsi dari pendamping kita nantinya?Pada konsep yang pertama, si pendamping hidup kita ini tentunya berfungsi sebagai -yang membuat hidup kita jadi utuh-, -yang menlengkapi hidup kita-, yang membuat gelas kita jadi penuh-. Lalu salahkah depe jika lalu dia bilang, 'berarti, awalnya memang hidup kamu tidak utuh? hidup kamu tidak lengkap? karena gelas kamu tidak penuh?'. Lalu kemudin dia menjelaskan panjang lebar. " Keutuhan hidup kita, kita sendiri yang menentukan. Bukan kita mengandalkan pasangan kita, untuk membuatnya jadi penuh. Dan menjadikan alasan berbagi dan saling melengkapi sebagai standar bahwa cukup dengan gelas setengah kita bisa lantas mencari pendamping hidup. Hidup kita harus utuh dulu. Gelas kita harus kita isi dengan sepenuh-penuhnya. Karena memang hidup haruslah penuh. Tidak boleh hanya setengah isi. Artinya, buat agar memang kita sudah punya hidup yang utuh. Tanpa kelabilan, dengan kedewasaan yang matang, dengan pikiran2 yang tidak lagi kekanakan. Lalu baru kemudian kita cari pendamping kita, yang sama-sama punya gelas penuh juga. Lalu kemudian nikmati kedua gelas penuh itu berdua. Jadi dari awal kita memang sudah punya hidup kita yang sempurna. Yang kita butuhkan tinggal partner hidup untuk bisa menjalani hidup itu berdua, dengan saling berbagi. Bukan melengkapi, karena hidup kita awanya sudah lengkap kan. "

Hmm, inti dari semua kuliah depe adalah konsep dimana sebenarnya hubungan -baik pernikahan atau pacaran- antara dua orang haruslah seperti dua gelas, yang masing-masing berisi penuh. Saya penuh, Orang itu penuh. Lalu kita saling berbagi dan mencampur keduanya, lalu kemudian membaginya dua kembali. Hasilnya : dua gelas yang sama-sama penuh, dengan isi yang telah tercampur. Bandingkan dengan konsep pertama, dimana kita punya dua gelsa yang masing-masing bersisi setengah. Saat dicampur, bukankah kita hanya punya satu gelas penuh saja?

Berbekal ingatan saya tentang konsep gelas kosong gelas isi tersebut, saya sadar. tujuan hidup saya apa sebenarnya? Bukan membuat gelas saya jadi penuh dengan cara instant, yaitu mencari orang lain dengan gelas setengah lalu mencampurnya dengan punya saya jadi kelihatan saya punya satu gelas penuh. tapi sayalah yang harus mengisi, membuat gelas saya jadi penuh,oleh saya sendiri. Maka saya akan memenuhi gelas saya dulu. Mengisinya dengan air yang jernih. Baru kemudian saya mencari orang dengan gelas dan isi seperti apa, tinggal tunggu waktu. yang penting, hidup saya sendiri harus utuh dulu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar