Minggu, 17 Januari 2010

tentang diam dan mendengarkan

Malam minggu saya nyaris tanpa cela. Saya duduk berdua bersama teman saya. Menulis catatan ini di binder saya. Di depan saya, dalam barisan teratur, melakukan lemparan, toss, spin,gerakan tertentu, berkalikali. Bendera biru dan orange berseliweran di depan mata saya, sesekali dalam putaran yang sama, sesekali kacau. Bunyi dentangan dimana mana, tanda banyak flag yang gagal ditangkap. Bunyinya bising, dan frekuensi nya tinggi. Tapi buat saya, dengan saya duduk di depan mereka, diam dan menikmati gerakan kontinu yang susah payah mereka lakukan, adalah kombinasi yang indah.

Aneh rasanya. Menyadari hal yang paling saya suka adalah saat saya duduk sendiri, dengan keriuhan di sekitar saya. Dengan telinga saya penuh dengan suara suara, namun yang paling jelas terdengan aralah suara goresan pensil saya, dan kerincing gelang di tangan kanan saya setiap kali saya menggerakkan tangan untuk menulis. Saya suka begitu. Karena saat di tengah ramai lalu saya diam, saya belajar mendengar. Menikmati lebih jelas. Mencari sesuatu yang lain yang mungkin dapat saya temukan untuk dipelajari, untuk dimengerti. Merasa baik.

Kadang saya larut dalam ramai itu. Saya ikut terbahak, ikut berisik, dan itu menyenangkan. Itu membuat saya tertawa, lepas. Tapi ada sesuatu yang saya rasakan saat saya memilih untuk tidak ikut dalam kebisingan itu. Saat saya memilih untuk duduk diam di tengah tengah dan mendengarkan. Ada kelegaan. Ada ketenangan. Ada suatu rasa nyaman dan manis saat saya melakukan itu. Yang membuat saya merasa jauh lebih enteng ketika memulai melakukan hal yang lain setelahnya. Yang membuat saya ketagihan.

Saya melankolis? Sepertinya tidak. Ada perbedaan antara melankolis dengan apa yang saya rasakan, hmm, saya juga tidak yakin sebenarnya, tapi saya tahu itu beda. Jadi saya akan menyangkal bahwa saya melankolis, dan akan lebih senang jika saya dinilai sebagai pemikir. Atau pendengar. KArena hal yang saya lakukan adalah diam dan mendengar, bukan.

Saya aneh, rasanya tidak juga. Orang melakukan hal-hal yang dinilai aneh bagi orang lain, tapi baginya itu adalah cara untuk mendapat rasa nyaman. Yah, selama itu tidak mengganggu orang lain, bukankah itu wajar? Saya hanya mencari kestabilan. Menghilangkan rasa kesal sedih kecewa. Menciptakan pikiran positif. Dengan duduk diam di tengah keramaian. Dan saya rasa, cara itu mungkin adalah salah satu cara yang tepat untuk sebentar lupa pada galau-galau saya. Hahaha, lucu rasanya mengingat saya punya cara lain untuk menghilangkan galau, dengan karaoke keras2, dan keduanya sangat bertolakbelakang.

Dan sampai sekarang rasanya tidakada masalah dengan pendengaran saya, atau tangan saya untuk menulis. Jadi selama saya tidak bosan dengan ritual ini, sepertinya saya akan sering melakukannya. Diam. Di tengah keriuhan. Belajar mendengarkan. Lalu kemudian merasakan kelegaan. Hmm, dan menghilangkan galau. Yah, terkadang justru menambah sih, hahaha.

Jadi, let's keep silent and try to listen. It feels good,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar